Cari Blog Ini

Jumat, 10 Desember 2010

CAIRAN ELEKTROLIT ASAM BASA

KEBUTUHAN CAIRAN, ELEKTROLIT
SERTA KESEIMBANGAN ASAM DAN BASA
Ns. Nandang A Waluya, M.Kep., Sp.MB.
Pendahuluan
Cairan dan elektrolit penting untuk memelihara kesehatan tubuh. Keseimbangannya dipelihara oleh proses fisiologis tubuh dan  Jumlahnya dalam tubuh harus dipelihara dalam rentang normal.
Fungsi cairan
Mempertahankan panas tubuh & pengaturan temperatur
Transpor nutrisi ke sel
Transpor hasil sisa metabolisme
Transpor hormon
Mempertahankan tekanan hidrostatik dlm sistim kardiovaskular
Pelumas antar organ
Konsep Dasar:
1.  Volume dan distribusi cairan tubuh
Cairan tubuh
  Cairan yg terdapat di dalam tubuh terdiri dari air dan unsur unsur yg terlarut di dalamnya
 
  Jumlah total air (TBW) dgn BB rata-rata 70 kg adalah 40 liter (57% dari BB)
  Laki-laki  : 55 – 60 % BB
  Wanita   : 45 – 50 % BB
  Bayi   : 75 – 80 % BB
Elektrolit
Merupakan zat yang terdisosiasi dalam cairan dan menghantarkan arus listrik.  tdd : ion positif (kation) dan ion negatif (anion).
Kation
Kation utama  ECF : sodium (Na+), kation utama ICF : potassium (K+).
 Anion
Anion utama ECF : klorida (Cl-) & bikarbonat (HCO3 -),
Anion utama dalam ICF:  ion fosfat (PO43-).
Non elektrolit
Merupakan zat seperti glukosa dan urea yang tidak terdisosiasi dalam cairan.  Zat lainnya termasuk penting adalah kreatinin dan bilirubin.
   Komposisi elektrolit di ICF dan ECF
   (
mEq/liter)
Perpindahan Cairan dan Elektrolit dalam Tubuh
 
Metoda yang digunakan oleh cairan dan elektrolit untuk berpindah adalah:
Difusi,
  Merupakan pergerakan molekul-molekul melalui membran semi permeabel dari area konsentrasi tinggi ke area yang memiliki konsentrasi lebih rendah.
Osmosis,
  Peregrakan dari solvent ( zat pelarut, misalnya air) melewati membran sel dari konsentrasi yang lebih rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi,
Filtrasi
perpindahan cairan dan zat terlarut secara bersamaan melalui sebuah membran dari kompartemen yang bertekanan tinggi ke kompartemen yang bertekanan lebih rendah.
Transport aktif.
  Pergerakan substansi ( zat terlarut) menyebrang membran sel dari konsentrasi larutan yang lebih rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi dengan menggunakan energi tambahan atau bantuan enzim. Misal : energi ( ATP) digunakan untuk memindahkan K + dari ECF ke ICF, atau memindahkan Na + dari ICF ke ECF.
  Pertukaran cairan tubuh
Pertukaran secara normal diajukan oleh Starling yaitu diatur oleh tekanan hidrostatik dan dan tekanan osmotik di dalam dan di luar daerah vaskular
Tek. Hydrostatik intravaskular dan tekanan osmotik koloid interstitial cenderung menggerakan cairan keluar mll dinding kapiler.
Tekanan cairan interstitial dan tekanan osmotik koloid intravaskular cenderung mengakibatkan pergerakan ke dalam
 
Pengaturan Volume Cairan
Pengaturan volume cairan tubuh diatur oleh adanya keseimbangan antara intake dan output.
 Intake cairan
  Selama aktivitas sedang dalam suhu yang sedang pula, rata-rata dewasa minum  1800 -  2500 ml/hari. 1500 ml berupa air dan 1000 ml dari makanan dan proses oksidasi makanan tersebut selama proses metabolisme.
Pengaturan keseimbangan cairan
1.Rasa haus,  akibat pelepasan renin oleh ginjal yg menstimulasi hipothalamus dan stimulasi osmoreseptor dihipothalamus oleh peningkatan tek osmotik
2.ADH, meningkatkan reabsorbsi air
3.Aldoseron, meningkatkan reabsorbsi Na
4.Prostaglandin, mengatur sirkulasi ginjal, respon Na, dan efek ginjal pada ADH
5.Glukokortikoid, meningkatkan reabsorbsi Na dan air.
Output Cairan
Terdapat 4 cara pengeluaran cairan, yaitu :
1. Urine    1400 – 1500 ml/hari
2. Insensibel loss
   - paru  350 –  400 ml/hari
   - kulit  350 –  400 ml/hari
3. Keringat         100 ml/hari
4. Feces  100 –  200 ml/hari
Total  2300 – 2600 ml/hari
IWL (keseluruhan) = 10 – 15 cc/kg BB/24 jam + 10% (IWL)
                                     untuk setiap kenaikan suhu 1 o C
(Wartonah,  2006)
e. Pengaturan keseimbangan elektrolit
qPengaturan Konsentrasi Na ECF
  Diatur oleh umpan balik reseptor osmonatrium-ADH
  Jika Na Tinggi à osmolaritas meningkat à ADH dikeluarkan à peningkatan pemeliharaan air oleh ginjal. Atau dengan mengeluarkan Na melalui urin
qPengaturan Konsentrasi K ECF
  Diatur oleh aldosteron
  Jika konsentrasi K à aldosteron darah à ekskresi K oleh ginjal à konsentrasi K
qPengaturan konsentrasi ion Ca
§Diatur oleh efek hormon parathiroid
§jika Ca sangatà sekresi hormon parathiroid à Tl melepas Ca ke ECF à Ca normal
§ Reabsorbsi Ca dari tubulus ginjal dan dari usus
Pengaturan konsentrasi Fosfat
  Diatur oleh mekanisme over flow (aliran tumpahan), jika lebih akan dikeluarkan ke dalam urin dan jika kurang maka akan ditahan dan peningkatan absorbsi mll makanan
qPengaturan ion negatif lainnya
  Diatur sama seperti pengaturan fosfat melalui mekanisme over flow
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan cairan dan Elektrolit :
Usia,  Kebutuhan intake cairan bervariasi sesuai usia. Hal ini berhubungan dengan luas permukaan tubuh, kebutuhan metabolik dan berat badan.
Iklim
Diet
Stress,  stress dapat meningkatkan matabolisme selular, konsentrasi gula darah dan gkilolisis otot, mekanisme ini dapat menyebabkan retensi natrium dan air.
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan cairan dan Elektrolit :
Penyakit, Trauma jaringan,  gangguan renal dan jantung serta penurunan tingkat kedasaran.
Tindakam medik, Suction gaster
Pengobatan, Diuretik dan laksatif dapat menyebabkan kehilangan cairan.
Pembedahan, Kehilangan darah selama pembedahan dapat mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit.
GANGGUAN DALAM KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Ketidakseimbangan Cairan
Dua macam ketidakseimbangan cairan yaitu
Ketidakseimbangan isotonik : ketidakseimbangan cairan yang terjadi ketika air dan elektrolit hilang atau bertambah dalam proporsi yang sama atau seimbang.
Ketidakseimbangan osmolar : ketidakseimbangan cairan  yang terjadi bila yang hilang atau bertambah hanya airnya saja, sehingga konsentrasi atau osmolaritasnya berubah
Empat kategori ketidakseimbangan cairan :
Kekurangan volume cairan ( Fluid Volume Deficit)
Dehidrasi ( hyperosmolar imbalance)
Kelebihan volume cairan ( Fluid Volume Excess)
Over hidrasi ( hypoosmolar imbalance)
a.  Kekurangan volume cairan ( Fluid Volume Deficit)
Terjadi jika tubuh kehilangan air dan elektrolit dari  ( ECF) dalam proporsi yang sama ( isotonik deficit).  Hal ini juga sering dinamakan hipovolemia.
Awalnya cairan hilang dari kompartemen intravaskular, kemudian cairan ditarik dari kompartemen interstitial ke dalam kompartemen intravaskular.
Penyebab Fluid volume defisit
Kehilangan abnormal: Luka bakar, saluran pencernaan dan ginjal.
Penurunan intake cairan
Perdarahan
Pergerakan cairan keruang ketiga
  perpindahan cairan dari ruang intravaskular ke ruang lain dalam tubuh seperti, rongga pleura, peritonial, rongga sendi, atau pericardial.
b. Dehydrasi
Dehidrasi atau juga disebut hyperosmolar imbalance, diakibatkan dari kehilangan air tanpa kehilangan elektrolit yang proporsional terutama Sodium ( Na +). Kehilangan hanya air mengakibatkan peningkatan level sodium serum dan konsentrasi (osmolaritas) selanjutnya terjadilah dehidrasi intraseluler.
Orang yang beresiko untuk mengalami dehidrasi:
lansia
kemampuan ginjalnya telah menurun
Klien yang menderita diabetes insipidus
Klien dengan peningkatan sekresi hormon ADH
c. Kelebihan Volume cairan ( Fluid Volume Excess)
Kelebihan cairan terjadi ketika tubuh menahan air dan elektrolit di ECF dalam proporsi yang sama. Keadaan ini disebut juga hipervolemia ( peningkatan volume darah atau circulatory overload),
Penyebab yang spesifik, antara lain :
Intake sodium clorida yang berlebihan
Pemberian infus sodium yang terlalu cepat.
Proses penyakit seperti: gagal jantung kongesti, gagal ginjal, sirhosis hepar, dan cushing syndroms.
d. Overhydrasi
Sering disebut juga hypoosmolar imbalace, disebabkan dari bertambahnya air tanpa disertai penambahan elektrolit yang proporsional terutama sodium. Penambahan hanya air menyebabkan penurunan level sodium serum dan konsentrasi ( osmolality) yang selanjutnya terjadi pergerakan air ke dalam sel. Karena sel otak itu sensitif, tingkat kesadaran bisa menurun karena cerebral edema.
Penyebab:
kelebihan intake cairan ( polidipsi)
Kelebihan sekresi ADH, sering disebut SIADH ( sindrome inappropriate anti diuretik hormone) yg terjadi karena cedera kepala, kanker dll)
Ketidakseimbangan Elektrolit
1. Hiponatremia
Adalah defisit sodium dalam plasma darah, terjadi karena :
intake natrium yang sedikit
output natrium yang lebih
Kelebihan cairan hipotonis
Penurunan output cairan
SIADH karena stress, CA, pain, trauma kepala
  Semua keadaan di atas  menyebabkan  natrium ekstrasel menurun sehingga air berpindah dari ruang vaskular ke ruang interstitial dan kemudian masuk ke dalam ruang intrasel menyebabkan edema sel.
2. Hypernatremia
  Adalah kelebihan sodium dalam plasma, yang terjadi karena :
Peningkatan intake Na
Penurunan volume cairan karena sulit menelan, ggn rasa haus, peningkatan penguapan, diabetes insipidus.
Keadaan di atas menyebabkan konsentrasi dan osmolaritas cairan ekstrasel meningkat sehingga tekanan osmotik ekstrasel juga meningkat, hal itu menyebabkan cairan intrasel berpindah ke ekstrasel sehingga sel keriput, dan timbul rasa haus.
3. Hiperkalemia
Terjadi jika kadar kalium > 5 mEq/L, sering terjadi karena insufisiensi renal atau
obat yang membatasi ekskresi kalium (NSAID, diuretik).
Tanda dan gejalanya terutama melibatkan susunan saraf pusat(parestesia, kelemahan otot) dan sistem kardiovaskular (disritmik, perubahanEKG).
4. Hipokalemia
Jika kadar kalium < 3 mEq/L. Dapat terjadi akibat dari redistribusi akut kalium dari cairan ekstraselular ke intraselular.
Tanda dan gejala hipokalemia dapat berupa disritmik jantung, perubahan EKG (QRS segmen melebar, ST segmen depresi,  hipotensi postural, kelemahan otot skeletal, poliuria, intoleransi glukosa.
Ketidakeseimbangan asam basa
Asidosis  dan Alkalosis Respiratorik
Asidosis respiratorik
Terjadi jika frekwensi dan efesiensi pernafasan menurun, yg ngmakibatkan peningkatan CO2 serta pembentukan ion H+ berlebih  à menurunkan pH
Penyebab : mis : pnemonia, emfisema , asma berat.
Alkalosis respiratorik
Terjadi jika frekwensi nafas meningkat dan CO2 diekhalasi dgn cepat, kurang CO2 menurunkan pembentukan ion H+ à meningktakan pH.
Penyebab: mis: hiperventilasi akibat kecemasan, berada di dataran tinggi.
 
Ketidakeseimbangan asam basa
Kompensasi Pernafasan
  Jika ketidakseimbangan pH bukan disebabkan oleh perubahan pernafasan disebut asidosis atau alkalosis metabolik . Kondisi tsb dapat menyebabkan perubahan pernafasan untuk menormalkan pH.
  Asidosis Metabolik ( misalnya pada DM, GGK, diare hebat).
  Dimana terjadi peningkatan konsentrasi ion H+ .
  Kompensasi pernafasan à meningkatnya frekuensi dan kedalaman nafas.  Ekhalasi CO2 meningkat, ion H+ menurun à meningkatkan pH ke normal.
  Alkalosis Metabolik (misal akibat kelebihan obat alkalin )
  Dimana terjadi penurunan  konsentrasi ion H+
  Kompensasi pernafanan à penurunan pernafasan sehingga CO2 tertahan, ion H+ meningkat à Menurunkan pH ke normal.
Nilai Normal:
  pH    : 7,35 – 7,45 
  PaCO2  : 35 – 45 mmHg 
  Pa O2  : 80 – 100 mmHg
  HCO3  : 22 – 26 mEq/l
  O2 saturasi : 90 – 100 %
4. Keseimbangan asam basa
Batas normal pH cairan tubuh : 7,35 – 7,40
pH < 7,35 è asidosis
pH > 7,40 è alkalosis
Keseimbangan asam-basa diatur oleh sistem:
  1. Sistem buffer (penyanga)
  2. Sistem pernafasan
  3. Pengaturan melalui ginjal
1.Sistem buffer (penyanga)
 Ada 3 sistem buffer: bufer bikarbonat, fosfat, dan protein
A.       Sistem buffer bikarbonat, terdiri dari campuran asam karbonat (H2 CO3) dan Natrium bikarbonat (NaHCO3) dalam larutan yg sama.
Contoh:
Bila asam kuat di tambahkan kesuatu lar. Buffer yg mengandung garam bikarbonat:
  HCl        +         NaHCO3      è      H2CO3        +        NaCl
        (asam Kuat)                                    (asam lemah)          (garam)
  Sebaliknya bila ke dalam buffer dimasukan basa kuat:
         NaOH        +        H2CO3    è     NaHCO3     +     H2O
      (basa kuat)              (asam lemah)     (basa lemah)
  Sistem buffer bikarbonat bekerja dalam beberapa detik
Sistem buffer (penyanga) lanjutan
b. Sistem buffer pospat
Terdiri dari H2PO4- 
Bufer pospat penting dalam cairan tubulus2  ginjal dan dalam ICF
c. Sistem buffer protein
Yaitu protein sel dan plasma
Beberapa asam amino mempunyai ujung asam basa yg berfungsi sebagai asam-basa lemah.
2. Sistem pernafasan
  CO2 hasil metabolisme :
   CO2       +       H2O      è      H2CO3 (asam karbonat)
  è Sistem pernafasan dapat meningkatkan dan menurunkan pH bila terjadi peningkatan konsentrasi H+  atau penurunan pH maka pernafasan lebih aktif dan ventilasi meningkat à CO2 ICF menurun à menurunkan konsentrasi H+  atau penigkatan pH kembali ke normal.
 
  SEBALIKNYA, bila konsentrasi H+  menurun  à  pusat nafas tertekan   à ventilasi menurun  à konsentrasi H+  meningkat menjadi normal.
3.    Pengaturan melalui ginjal
Ginjal merupakan organ pengatur keseimbangan asam-basa yang paling kuat.
Pengaturan asam-basa dengan cara memproduksi ion H+  dan HCO3- atau dengan meningkatkan atau menurunkan ion bikarbonat di dalam cairan tubuh, melalui serangkaian reaksi komplek ion
Koreksi Alkalosis oleh Ginjal:
  Bila PH > 7,4 maka perbandingan HCO3- dengan molekul CO2 meningkat, efeknya pada proses titrasi di tubulus adalah meningkatnya perbandingan ion bikarbonat yang difiltrasikan dalam tubulus dengan ion hydrogen yang disekresikan sehingga terjadi ketidakseimbangan , maka kelebihan HCO3- keluar ke dalam urin, sehinga pH cairan tubuh kembali ke asam , jadi alkalosis dikoreksi.
Koreksi Asidosis oleh Ginjal
  Pada asidosis, perbandingan CO2 dengan HCO3- meningkat sehingga kecepatan sekresi ion hydrogen lebih besar dari dari kecepatan filtrasi ion bikarbonat ke dalam tubulus. Ion hydrogen berlebihan dan  diekskresokan ke dalam urin.
Kozier, Erb., 1995, Fundamentals of Nursing, Concept, Process and Practice, Addison  Wesley Nursing, California.
Berger, Williams, 1999, Fundamentals of Nursing, Collaborating for Optimal Health, Second Edition, Appleton & Lange, Stamford Connecticut. 
Whartanto. W., 2007. Terapi Cairan dan elektrolit Perioperatif.  http:// reseources.unpad.ic.id/unpad. 
dll
Kehilangan cairan terjadi dari ekskresi urin (rata-rata1500 ml tiap hari, 40-80 ml per jam untuk orang dewasa dan 0,5 ml/kg untuk pediatrik), kulit (insensible loss sebanyak rata-rata 6 ml/kg/24 jam pada rata-rata orang dewasa yangmana volume kehilangan bertambah pada keadaan demam yaitu 100-150 ml tiap kenaikan suhu tubuh 1 derajat celcius pada suhu tubuh di atas 37 derajat celcius

Tidak ada komentar:

Posting Komentar